Oleh. Andy Krisna
Qurban merupakan ibadah umat Islam yang memiliki dimensi ritual, ekonomi, dan kesehatan. Ritual ibadah penyembelihan hewan qurban sebagai wujud taqwa. Daging dari hewan qurban yang disembeli mendukung kebutuhan gizi masyarakat. Masyarakat miskin mendapatkan nutrisi berkualitas dari daging yang diterima.
Di sisi ekonomi, qurban menjadi kesempatan bagi peternak, untuk mencairkan tabungan melalui penjualan hewan ternak. Berdasarkan data Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) tahun 2022, Indonesia memiliki potensi qurban Rp 24,3 triliun dari 2,17 juta pequrban. Angka yang besar menunjukkan antusias umat Islam untuk berqurban. Momen besar ini menjadi peluang positif bagi pelaku ekonomi untuk meningkatkan pendapatan.
Kebaikan qurban yang begitu besar ini perlu disiapkan lebih matang melalui manajemen qurban yang efektif dan efisien, agar umat mendapat manfaat yang optimal. Manajemen pada prinsipnya adalah upaya mencapai tujuan melalui kerjasama dan kolaborasi dengan menerapkan unsur dan fungsi manajemen.
Aspek pertama yang harus menjadi perhatian utama adalah pengetahuan mencakup syariat qurban, fiqh qurban, fiqh muamalah, dan berkaitan pengelolaan ternak. Dasar menjalan qurban. Hikmah menunaikan qurban. Ibadah qurban diatur secara komprehensif dari waktu pelaksanaan, jenis hewan, pemilihan hewan, perlakuan terhadap hewan, pembagian daging qurban, hingga siapa saja yang menerima.
Aspek selanjutnya, pemetaan kegiatan pengelolaan qurban akan membantu mereduksi hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan qurban. Mapping mulai dari gambaran besar hingga aspek teknis. Dimulai dengan penyusunan perecanaan, cek list, jadwal pelaksanaan, kesiapan stok, penentuan titik distirbusi, sampai pemenuhan perlengkapan. Lembaga perlu membuat sejumlah langkah antisipasi, agar hambatan dapat diatasi secara baik.
Aspek terakhir, keterampilan yang dimiliki oleh tim pelaksana qurban. Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan secara cepat dan tepat. Tim yang terlibat minimal ada pengawas dan pelaksana qurban. Keterampilan tim menjadi kunci akhir pelaksanaan qurban di lapangan.
Sejumlah kemampuan pengelolaan qurban perlu dikuasai seperti memilih hewan, merawat hewan menjelang pemotongan, pemilihan pisau, teknik merebahkan hewan, cara sembelih, mengkuliti, memotong, mencacah, membagi daging, packaging, hingga dsitribusi daging. Keterampilan memerlukan praktek untuk, agar pengelolaan qurban dapat dilakukan secara optimal.
Tak ada gading yang tak retak. Proses terbaik pasti ada kekurangan, demikian halnya dalam pengelolaan qurban. Jangan pernah ragu untuk melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Insya’ Allah Dompet Sosial Madani (DSM) telah menyiapkan hewan terbaik dan proses pengelolaan sesuai syar’i, sehingga amanah pequrban dapat dilaksanakan secara optimal. Semoga kita dimudahkan dan ikhlas dalam berqurban. Qurban bersama, ke surga bersama.
Klik untuk Qurban di Bali