Berkumpul, cerita, tertawa bahagia bersama orang yang dicinta terutama keluarga adalah harapan semua orang. Namun tidak bagi Kafi.
Yahhh… Adik Kafi. Ia terlahir kondisi istimewa dan dibesarkan tanpa kasih sayang orang tua. Ibunya sudah lama meninggal dunia sedangkan ayahnya pergi tak tahu kemana. Kafi hanya tinggal bersama paman, bibi beserta sepupu di rumah neneknya
Kafi yang duduk di kelas 2 SD, sehari-hari berangkat ke sekolah tanpa kaki palsu. Ia terpaksa berjalan dengan cara melompat dan berpegangan pada tembok-tembok rumah. Kaki palsu lamanya sudah rusak akibat dipakai bertahun-tahun. Sehingga membuat kakinya lecet.
Sadar dengan keterbatasan untuk membeli kaki palsu baru, Kafi tak banyak menuntut. Sebab ia paham ekonomi paman nya juga sulit. Di tengah pandemi ini tak banyak yang memakai jasa las.
Walaupun begitu, Kafi tidak pernah merasa minder dengan keterbatasan fisiknya. Ia tetap fokus dan gigih untuk menggapai cita-citanya dan ingin membahagiakan nenek serta saudara-saudara yang telah merawatnya.
Masya Allah, semangat Kafi sangat menginspirasi. Semoga kita dapat mengambil hikmah yang tak terhingga. Jangan lupa bagikan kisah ini agar tidak sendiri merasakan nya.