DOMPET SOSIAL MADANI

Belajar dari Mbah Suharno

Sobat,  beruntunglah bagi setiap orang dimasa pensiun bisa menikmati masa tuanya. Berbahagia bersama keluarga. Tapi sayang tidak semua bisa merasakannya. Seperti Mbah Suharno
 

Rasanya sudah hampir setengah abad Mbah Suharno berjalan kaki. Menjual es krim tung-tung keliling demi menyambung hidupnya. Entah sudah berapa jarak jika ditotal. Mungkin puluhan ribu atau ratusan ribu kilometer. Yang jelas, dengan usianya mencapai 63 tahun sekarang. Mbah Suharno tetap harus berjalan hingga 12 KM demi bisa makan. 

Jangan bayangkan keuntungan yang banyak. Mungkin hanya 15 atau 20 ribu yang bisa didapatkan Mbah Suharno dalam sehari. Dengan uang segitu, tentu kebutuhan mbah sering tidak terpenuhi. Apalagi jika es nya hari itu tidak laku. Mbah terpaksa hanya minum air putih dan menahan laparnya.
 

Kehidupan Mbah Suharno sangat sederhana. Ia hanya mampu menyewa kamar kecil ukuran 3×3. Di dalamnya tidak ada kasur, mbah tidur hanya beralaskan sarung. Bahkan bantalnya pun hanya spon bekas sofa pemberian tetangga yang ia bungkus pakai kresek sebagai pengganti sarung bantal.
 



Mbah Suharno sebenarnya memiliki keluarga. Akan tetapi, keadaan mereka juga tidak lebih baik dari mbah. Jadinya beliau, tidak ingin menambah beban keluarganya dengan tidak bekerja.

Meski hidupnya serba kekurangan, Mbah Suharno tidak pernah berhenti bersyukur. Ia sering membagikan es nya secara gratis untuk anak yatim dan anak-anak yang tidak mampu membeli es. Agar mereka tidak minder dengan temannya yang mampu membeli.

“Insha Allah, meski saya ga dapat uang, tapi saya dapat doa dari anak-anak itu. Semoga saja keberkahan selalu menyertai kita”
 



Tahukah sobat, Mbah Suharno bermimpi dan memiliki keinginan, yaitu berbagi dengan anak-anak yatim lebih banyak lagi. Sebelum Yang Maha Kuasa memanggilnya.

Masya Allah sungguh mulia hati Mbah Suharno. Semoga kita bisa istiqomah seperti Mbah Suharno. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan. Insya Allah tak merugikan. Justru menghadirkan kebahagiaan.

Ikuti Kami