Inilah kisah nyata lansia dhuafa yang masih bekerja di usia senja. Mbah Fatimah namanya. Berkeliling sendirian dengan menjajakan gorengan itulah pekerjaan satu-satunya. Mbah Fatimah harus berjuang lebih keras semenjak suaminya tiada.
Keriput dan air mata menyelimuti wajah Mbah Fatimah (63). Tubuhnya menahan sakit, kakinya bengkak penuh luka. Beliau menyusuri pinggir jalan, sambil membawa beberapa gorengan dan kue kering. Dengan melambaikan tangannya, menawarkan kepada pengguna jalan.
Sayangnya perjuangan tersebut tak sebanding dengan penghasilan yang beliau dapatkan dalam sehari. 1 gorengan cuma dapat untung 500 perak. Seringkali dagangan Mbah tak ada yang beli. Mirisnya lagi, kondisi penglihatan Mbah Fatimah sudah rusak. Alhasil jalanan terlihat buram, gorengannya suka jatuh karena tersandung batu.
Tak terhitung lagi, Mbah sering tidur di jalanan karena nggak ada ongkos untuk pulang. Bisa dibayangkan bagaimana dinginnya malam yang menyelimuti tubuhnya, belum lagi jika hujan tiba. Walaupun begitu berat, Mbah Fatimah tidak pernah melupakan ibadah. Hanya sholat dan berdo’a lah yang menjadi pelipur lara hidupnya.
Melihat semangat perjuangan beliau. Melalui program “Ternak Rakyat” Dari kebaikan Anda, dengan pendampingan ekonomi. Mbah Fatimah yang memiliki 1 kambing, kini bertambah menjadi 4 ekor dan akan bertambah. Alhamdulillah kebutuhan pokok Mbah Fatimah terpenuhi setiap bulannya dan sejahtera di sisa usianya.
