DOMPET SOSIAL MADANI

Prof. Dr. Arif Satria: Dorong Transformasi Pangan Sehat

Bali dan berbagai wilayah di seluruh dunia sedang menghadapi resesi akibat perubahan iklim. Pada acara pelantikan pengurus ICMI Orwil Bali 2024-2029, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si, menyampaikan perubahan iklim mengubah kehidupan manusia. Climate Change berdampak pada sektor pertanian (03/06).

“Peningkatan suhu satu derajat, menurunkan produktifitas pertanian 10%”, ucap Ketua ICMI sekaligus Rektor IPB.

Menurut Arif Satria, pada tahun 2080, kopi diperkirakan akan hilang dari peredaran. Generasi mendatang sulit menikmati kopi. Setiap satu ton pupuk kimia yang dipakai di lahan pertanian, melepas sekian ton karbon.

Masyarakat mengkonsumsi sayur yang mengandung residu pestisida. Produk ekspor pertanian sulit masuk ke negara Jepang. Dampak residu bagi kesehatan bagi laki-laki, hormon maskulin menurun, sementara hormon feminin meningkat. Banyak dijumpai laki-laki melambai seperti perempuan. Fenomena ini terjadi karena faktor konsumsi bahan pangan yang mengandung residu pestisida.

Upaya menjaga keberlangsungan pertanian dilakukan dengan mengubah cara bertani dan model aktivitas ekonomi. Pertanian organik (organic farming), jadi cara untuk menyelamatkan kehidupan manusia. Menjaga keberlangsungan kehidupan masyarakat Bali. Pertanian organik, tampak sederhana, tapi melalui proses yang kompleks. Faktor food quality and safety harus menjadi prioritas kebijakan. Menyelamatkan bumi berarti menyelamatkan generasi.

Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menyiasati alam dan kehidupan. Seperti upaya IPB untuk memproduksi bibit bunga gumitir, selama ini impor dari Thailand. Penggunaan teknologi nano untuk membersihkan residu pestisida di produk pertanian, sehingga layak untuk ekspor.

Acara yang dihadiri mantan Gubernur Bali, Ketua DPD Perwakilan Bali, MUI, MES, Rektor STIKOM Bali, dan sejumlah organisasi sosial seperti Dompet Sosial Madani Bali (DSM), membahas persoalan strategis seperti tantangan AI, neurosain, dan teknologi bagi kehidupan masyarakat dan keagamaan. Perang agama, persoalan etika, moral, perubahan iklim, dan teknologi berdampak pada kehidupan sosial.

Kompetisi, imajinasi, learning, harus didorong untuk meningkatkan kualitas SDM, tidak hanya ilmu pengetahuan. Perlu ada upskilling dan reskilling untuk menghadapi perkembangan. Perlu cepat belajar, mental pembelajar, dan beradaptasi, agar tidak punah. (AK)

Ikuti Kami