Ramadhan bulan peningkatan diri. Umat Islam menyambut bulan mulia dengan suka cita. Ibadah lebih semangat. Berbagi lebih semarak. Persiapan dilakukan, termasuk belanja kebutuhan di bulan Ramadhan. Giat ekonomi semakin bergairah. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah media yang gencar menyajikan iklan bernuansa Ramadhan. Kemasan produk spesial Ramadhan.
Promosi produk dikaitkan momen Ramadhan. Ajakan belanja dan tawaran diskon mewarnai kegiatan umat Islam di bulan Ramadhan. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), masyarakat Indonesia melakukan penarikan uang tunai sebesar Rp 180,2 Triliun di masa Ramadhan dan libur lebaran tahun 2022. Perwakilan Kantor BI Bali mencatat perputaran uang di Bali mencapai Rp 2.824 miliar selama Ramadhan. Jumlah yang fantastis.
Dari fenomena sosial ekonomi di atas, setidaknya ada tiga hal yang menjadi perhatian utama terkait ekonomi umat di bulan Ramadhan.
Pertama, umat sebagai sasaran pasar. Dengan jumlah 231 juta penduduk Indonesia yang beragama Islam, ini menjadi menjadi pasar yang empuk bagi dunia usaha. Konsumsi umat Islam yang meningkat di bulan Ramadhan turut mendorong peningkatan penjualan. Dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kedua, umat sebagai pemain pasar. Potensi market Islam yang besar di bulan Ramadhan belum sepenuhnya dikelola umat Islam. Data Kementerian Perindustrian Tahun 2021, merilis jumlah pengusaha 3,55 persen atau sekitar 9,7 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, keberadaan pengusaha muslim masih minim. Semangat umat Islam sebagai pelaku pasar perlu terus ditingkatkan, melalui dukungan dan kolaborasi pengusah muslim.
Ketiga, pemberdayaan ekonomi umat berbasis zakat. Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yang memiliki dimensi ekonomi. Sepanjang penghasilan umat Islam mencapai nisab dan haul, maka 2,5% dari harta wajib dikeluarkan. Jika ditambah infak, sedekah, dan wakaf, maka sumber daya untuk pemberdayaan ekonomi umat Islam semakin besar. Kesungguhan dalam pendampingan ekonomi umat menumbuhkan bibit baru pelaku pasar.
Mari optimalkan ibadah di Ramadhan 1444 H, tetap produktif dari sisi ekonomi. Disiplin menunaikan zakat. Istiqomah dalam bersedekah dan berwakaf. Insya Allah Ramadhan semakin berkah dan menjadi momentum bagi peningkatan ekonomi umat. Ramadhan bersama. Ke Surga bersama.